JANJI PEMULIHAN

“JANJI PEMULIHAN”

2 Tawarikh 7:13-14.

Oleh: Pdt. Eddy Sulopo

Dengan adanya pandemik Covid-19 yang terus merebak diberbagai negara, dan berbagai daerah di Indonesia saat ini, tidak hanya menimbulkan kekuatiran bagi banyak orang akan tertularnya virus tersebut, tetapi juga menimbulkan kekuatiran terhadap dampak perekonomian baik bagi bangsa maupun dunia. Kita juga tidak tahu kapan kondisi seperti ini akan berakhir, karena di Indonesia sendiri sampai saat ini belum menujukkan tanda-tanda penurunan orang yang terpapar Covid-19. Namun demikian sebagai orang percaya, kita punya pengharapan akan janji pemulihan dari Tuhan, yang mengatur alam semesta dengan Kemahakuasaan-Nya.

Jika kita belajar dari pengalaman iman orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama, mereka juga pernah mengalami masa-masa yang sulit, meskipun modelnya berbeda, namun janji pemulihan dari Tuhan terus terjadi dari masa ke masa. Kita juga yakin bahwa janji pemulihan itu akan dinyatakan bagi bangsa Indonesia.

Dalam kisah penyataan diri-Nya kepada raja Salomo, ketika Salomo baru saja menyelesaikan pembangunan Bait Suci di Yerusalem, Tuhan telah berfiman; ”Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:13-14). Tuhan menjanjikan pemulihan kepada umat-Nya, jika kondisi sulit terjadi. Namun apa yang harus dilakukan oleh umat Tuhan, agar Tuhan menyatakan janji yang diucapkan itu?

  1. Menyebut, memanggil nama Tuhan dalam doanya (ay.14). Tuhan mau saat kesulitan dan keterpurukan terjadi, umat-Nya datang berdoa, mencari dan memanggil nama Tuhan Yahweh. Nama  ini adalah nama yang Tuhan perkenalkan kepada Musa, dan yang terus menyatakan diri kepada umat pilihan-Nya Israel, dan juga kepada tokoh-tokoh iman, termasuk Salomo. Nama inilah nama yang berkuasa atas alam semesta, untuk melakukan keajaiban dan pemulihan. Tuhan tidak ingin ada nama Allah lain dihadapan umat-Nya (Kel.20:2-3). Dan saat ini, nama itu telah diperkenalkan di dalam nama YESUS yang kita imani dan kita percaya sebagai Tuhan yang berkuasa atas bumi dan yang diam di dalamnya dan atas Sorga. Untuk itu hanya ketika kita meminta dalam nama Tuhan Yesuslah maka Allah Bapa akan menyatakan kemuliaan-Nya (Yoh.14,13; 15:16).
  2. Merendahkan diri, berdoa, dan mencari wajah Tuhan (ay.14). Pernyataan Allah ini dimaksudkan perlunya ada tindakan nyata yang sungguh-sungguh dari umat Allah untuk merendahkan diri dan berdoa, mencari wajah Tuhan. Dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan umat-Nya di dalam doanya, terus menerus, sampai Tuhan menyatakan janji pemulihan dari keterpurukan atas umat-Nya. Tidak hanya berdoa sekedarnya, tetapi Tuhan menuntut kesungguhan dari umat-Nya.
  3. Perlunya umat Tuhan bertobat dari jalan-jalannya yang jahat (ay.14). Menyebut, memanggil nama Tuhan, merendahkan diri dan berdoa, harus disertai dengan tindakan pertobatan dari dosa. Meskipun keterpurukan tidak selalu disebabkan karena dosa, tetapi dosa mengakibatkan hukuman Tuhan, yang bisa saja dinyatakan lewat keterpurukan. Untuk itu umat Allah harus bertobat, mohon pengampunan Tuhan, dan disertai dengan hidup benar dan kudus di hadapan-Nya, agar hukuman Allah segera berakhir. Dengan demikian Allah akan mendengar doa kita, mengampuni dosa kita dan memulihkan keadaan kita yang sedang sulit, seperti janji-Nya; maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” Kiranya menguatkan dan memberkati kita sekalian dimasa sulit ini. Amin.

 

 Penulis:

Pdt. Eddy Sulopo, M.Th.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *