Tekanan Menghasilkan Gaya

 Tekanan Menghasilkan Gaya

Oleh

Yosua Fernandes

STT Immanuel Nusantara

Kesengsaraan adalah wujud dari penderitaan. penderitaan merupakan suatu hal yang sudah dialami oleh banyak orang dan pasti akan dialami oleh semua orang. Penderitaan dapat menjadi pengalaman ketidaknyamanan dan kebencian terkait dengan persepsi bahaya atau ancaman bahaya kepada individu yang mengalami penderitaan tersebut.

Penderitaan terjadi dalam setiap kehidupan makhluk dalam berbagai cara, kadang kita sudah tahu ujung dari jalan yang kita tempuh akan mengakibatkan sesuatu yang buruk dan bisa juga dengan cara yang tidak kita duga dan tidak pernah terfikirkan.

Penderitaan jika dihadapi dengan cara negatif maka akan menghasilkan buah yang negatif seperti stres, tekanan batin bahkan sampai kepada tahap bunuh diri, tetapi jika seseorang menghadapi penderitaan dengan cara yang positif maka akan menghasilkan buah yang positif yakni ketekunan, tahan uji dan pengharapan.

Dasar Teologis:

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5: 3-5)

Kata bermegah dalam bahasa aslinya adalah “kaukhaomai” yang berarti orang percaya harus bersukacita dalam kesengsaraan atau penderitaan yang harus dialaminya. Kata kesengsaraan dalam teks aslinya “thlipsis” yang artinya sebuah tekanan, penindasan, penderitaan, kesusahan, kesulitan dan beban.

Jadi rasul Paulus mengatakan orang yang percaya haruslah bersukacita dalam tekanan ataupun penderitaan yang sedang di alami. Kenapa?

  1. Tekanan yang ada akan membawa ketekunan.

Ketika seseorang sedang dalam tekanan atau penderitaan maka sifat orang percaya ialah menyerahkan segala kekhawatirannya dan segala permasalahan yang membuat dia tertekan karena dalam 1 Petrus 5:7 mengatakan “serahkanlah kekhawatiranmu kepada Dia sebab Dia peduli”. Tuhan peduli kepada orang yang percaya baik dalam keadaan sukacita maupun dukacita, dalam keadaan bahagia maupun dalam permasalahan yang sangat menekan hidup. Tetapi ketika seseorang sudah berhasil menyerahkan tekanan hidupnya kepada Tuhan maka segala perkara dapat di tanggung dan ketika ada masalah atau tekanan yang lebih besar datang kepadanya maka orang itu bisa mengatasinya karena sudah tekun menyerahkan segala perkara, persoalan, dan tekanan kepada Tuhan.

  1. Ketekunan seseorang dekat kepada Tuhan membuat orang itu tahan uji.

Ketekunan seseorang dekat kepada Tuhan dipengaruhi seberapa dekat hubungannya dengan Tuhan. tokoh Alkitab yaitu Ayub, dia mendapat suatu permasalahan yang luar biasa yang menekan keadaan dia pada saat itu. Hubungan Ayub dengan Allah sangat dekat, dia kenal Allah dengan benar, dan ketika isterinya menyuruh Ayub untuk meninggalkan Allah satu jawaban super yang diberikan Ayub bahwa dia tidak akan meninggalkan Allah dan Ayub berkata bahwa isterinya sudah gila. Dalam keadaan seperti ini Ayub tetap tekun berharap kepada Tuhan, harta miliknya habis, anak-anak ayub juga habis meninggal tetapi karena ketaatan Ayub maka Allah perhitungkan itu semua dan Allah ganti berlipatkali ganda.

Belajar dari Ayub dalam menghadapi tekanan, tetap mengandalkan Tuhan, tetap tekun berharap kepada Tuhan, tetap tekun menyerahkan semua masalah kepada Tuhan dan ketika kita sebagai orang percaya tekun dekat dengan Allah maka iman kita memiliki kualitas super dan tentu akan tahan uji. Masalah apapun yang ada pada kita maka kita tidak mudah putus asa, tidak mengambil tindakan ceroboh karena kita tahu ada sumber pengharapan, ada Allah yang pengasih. Intinya Cuma percaya kepada Tuhan dan tetap tekun berharap kepada  Tuhan dalam keadaan apapun.

  1. Tahan uji menghasilkan pengharapan yang tidak mengecawakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tahan uji berasal dari 2 kata yaitu tahan dan uji. Tahan adalah keadaan yang tetap meskipun mengalami berbagai-bagai hal, kuat atau sanggup menderita, dapat menyabarkan. Sedangakan uji adalah suatu hal yang sudah terbukti kebaikannya, kekuatannya, berani diuji dan sanggup di uji. Maka saya menyimpulkan orang yang tahan uji adalah orang yang sifat kepribadiannya sudah kuat, sanggup untuk menderita dan suatu sifat yang menunjukkan kualitas diri yang tahan dalam keadaan apaun.

Tahan uji akan menghasilkan pengharapan. Ketika seseorang sudah tahan uji berarti orang itu sudah pernah menghadapi masalah dan sebagai orang percaya ketika sudah tahan uji artinya sudah pernah mengalami masalah yang bertubi-tubi dan melewati masalah itu dengan Tuhan Yesus karena Dia adalah jalan keluar terhadap segala permasalahan yang ada.

Matius 11:28 mengatakan “Marilah kepada-ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Bagi orang percaya yang sudah tahan uji ada  pengharapan dan tawaran dari Yesus. Yesus Kristus menawarkan pengharapan yang sangat luar biasa yaitu Dia akan memberi kelegaan kepada siapa yang mau datang kepada Dia. Orang yang tahan uji adalah orang yang sering dekat dengan Tuhan, orang yang suka datang  kepada Tuhan dalam keadaan apapun.

Satu harapan yang Tuhan beri yaitu kelegaan. Apa yang menjadi permasalahan, yang menjadi tekanan dalam diri, Tuhan akan membantu untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

Ketika seseorang menghadapai permasalahan dalam hidupnya itulah yang saya maksudkan sebagai tekanan. Baik itu tekanan dari kantor yang memaksa harus bekerja secara perfect, baik itu permasalahan dalam keluarga secara finansial.  Sikap orang Kristen dalam menyikapi hal tersebut ialah harus bertekun dalam doa, bertekun untuk tetap hidup dalam Tuhan, tahan uji dan akan ada pengharapan yang tidak mengecawakan dari Tuhan, inilah gaya yang saya maksud. Gaya dalam hal ini mengarah kepada sikap tindakan positif yang dilakukan oleh orang yang mengalami tekanan. Jadi, jangan takut menghadapi tekanan karena setiap kali ada tekanan maka akan selalu ada gaya yang di hasilkan.

Refrensi: Alkitab dan KBBI web

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Jangan Copy Paste, Tuhan Memberkati
Scroll to Top