MENGASIHI TANPA SYARAT

MENGASIHI TANPA SYARAT

(Galatia 6:2)

Oleh

Hakhositodo Waruwu (Mahasiswa Semester IX)

STT Immanuel Nusantara

Kasih yang dimiliki oleh seseorang merupakan bagian dalam kehidupannya untuk melakukan perintah Tuhan. Tentu dalam setiap agama mengajarkan tentang kasih atau mengasihi dalam menolong sesama manusia, tidak memandang perbedaan agama. Namun dalam agama kristen ada perbedaannya dalam melakukan kasih misalnya Yesus menyuruh kita mengasihi musuh kita , dan bahkan Yesus memberi perintah untuk berdoa bagi mereka  orang yang mencaci maki  kamu.

Seseorang yang mempunyai kasih adalah ia mengasihi tanpa syarat siapa pun orang di sekitarnya, namun realitanya pada saat ini ada banyak orang yang tidak mau mengasihi  lagi mungkin orang tersebut pernah disakiti, atau pernah di bully sehingga kasih yang ia miliki menjadi pudar bahkan ia tidak mau mengasihi lagi karena masa lalunya. Orang pada saat ini cenderung mengasihi orang-orang tertentu seperti misalnya orang kaya, sesama sukunya, atau sama dalam pekerjaan baru ia mengasihi. Inilah pola yang salah dalam tindakan kasih walaupun orang itu percaya kepada Tuhan. Jadi sekarang perlu belajar melupakan masa lalu itu. Agar kita dapat memahami kasih kristus yang sebenarnya, dalam setiap tindakan kita sehari-hari.

Kasih yang menguntungkan

Dalam Matius 5:44 berkata demikian; Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, berdoalah bagi mereka yang mencaci kamu. Ini salah satu tindakan orang percaya kepada Tuhan, menhasihi musuh bahkan Tuhan menyuruh kita berdoa bagi mereka yang membenci kamu itu perintah dari Tuhan.

Sebagai umat kristen yang percaya percaya kepada Tuhan tidak mengharapkan  orang lain untuk membalas kasihnya. Sebenarnya kita orang percaya sadar atau tidak sadar kita cenderung mengasihi orang-orang lain yang mampu membalas kasih kita itu, atau orang-orang yang mampu  menghormati kita.  kalau memang itu yang kita harapkan maka kasih kristus ada batasnya dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya. Tentu selalu ada orang-orang yang sukar untuk kita kasihi. Mungkin beberapa orang tadi adalah musuh kita, yakni orang-orang yang hendak menyakiti kita, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang hanya menjengkelkan kita saja, orang-orang yang kepribadiannya bertolak belakang dengan kepribadian kita (I Yohanes 2:10).  Namun demikian  mengasihi orang-orang seperti ini ada juga keuntungannya bagi kita untuk mengasihi mereka. Yesus memberikan pedoman bagi kita sebagai orang parcaya kepada-Nya, disinilah bukti kasih dari Yesus tanpa syarat atau Yesus mengasihi tanpa syarat, meski pun petrus sangat terbatas dan hanya mampu mengasihinya dengan phileo sesuai dengan pengakuannya, namun Yesus tidak menuntut banyak, dan menginginkan kejujuran petrus akan terbatasnya untuk mengasihi Tuhan. Namun Tuhan menerima apa adanya tanpa syarat apa pun dari dia, sebenarnya kita sebagai orang yang sudah di selamatkan belajar dari Yesus mengasihi tanpa pandang muka (Yohanes 8:1-11)

Mengasihi sesuai kehendak Tuhan

Alkitab menyatakan Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa dalam Roma 5:8 artinya kasih Tuhan kepada kita adalah kasih tanpa syarat, atau tanpa pamrih dalam bahasa Yunani kasih Agape. Kasih seperti inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita praktekkan yaitu mengasihi dengan cara Tuhan mengasihi. Karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita, maka kasih yang telah kita terima itu harus di salurkan kepada sesama kita, sesuai dengan kehendak-Nya. Kita dikatakan telah mempraktekkan kasih Tuhan kepada sesame apabila di dalam hati tidak dipenuhi oleh kebencian, sebab kasih dan kebencian adalah dua hal yang bertolak belakang. Mustahil kita berkata mengasihi sesame jika dalam praktek kehidupan sehari-hari kita masih menaruh dendam dan kebencian kepada sesame kita.

Ajaran utama kristus adalah kasih kepada Tuhan dan kepada sesama manusia dua hal itu saling berkaitan antara satu dengan lain, jadi kalau ia mengasihi Tuhan sudah pasti mengasihi sesamanya. Kasih yang sempurna adalah ketika Ia mengorbankan dirinya bahkan nyawa-Nya untuk umat manusia untuk mengampuni dosa yang kita lakukan dalam kehidupan kita. Jadi sangat di sayingkan kalau ada orang-orang yang tidak hidup di dalam kasih Tuhan.

Kasih yang dinyatakan melalui perbuatan manusia

Seperti uraian yang di atas mengajarkan tentang kasih tanpa syarat dan itu sudah di lakukan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang yang percaya. Yang menjadi pertanyaanya, bagaimana tindakan orang yang percaya untuk menerapkan kasih yang tanpa syarat itu?

Jawabannya sangat sederhana, kasih  merupakan suatu tindakan nyata yang di lakukan dan bukan hanya perkataan. Rasul Paulus menulis dalam surat Galatia 6:2 bahwa orang percaya harus tolong-menolong dalam menanggung beban. Tindakn nyata yang di lakukan orang percaya sebagai bukti kasih tanpa syarat diperjelas oleh Rasul Paulus dengan cara saling menolong karena dengan demikian orang percaya sudah memenuhi hukum Kristus. Matius 22 :37-40 menjelaskan bahwa hukum yang terutama yang diberikan Yesus ialah mengasihi Yesus dan semua orang tanpa terkecuali dan di buktikan dengan cara saling menolong.

Jadi maksud dari kasih tanpa syarat ialah tindakan yang di dasari oleh kasih Kristus. Kasih itu harus di terapkan melalui perbuatan tanpa tuntutan dan pembalasan dari orang bukan hanya perkataan yang manis di mulut saja.

Buku refrensi: Alkitab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *